Pada
kenyataannya, harga kayu sengon dari tahun ke tahun bisa dibilang tak pernah
menyusut, bahkan terus melambung. Dalam kurun waktu sekira 10 tahun saja, harga
kayu sengon telah berlipat lebih dari 10 kali lipat. Tahun 1990-an harga kayu sengon saat itu sekitar Rp 25.000,00 per meter kubik diterima di pabrik
pengolahan kayu, sedangkan (2000-an) harganya berlipat menjadi Rp
270.000,00," ujar H. Unang, pengusaha kayu sengon asal Ciawi. Kemudian
tahun 2010 harga kayu sengon di kisaran Rp. 750.000,- sampai dengan Rp.
1.200.000,- tergantung dari kelas grade-nya. Artinya, kekhawatiran mengenai
sulitnya pemasaran kayu sengon sangat tidak beralasan. Dengan pengolahan kayu sengon
menjadi berbagai jenis kayu olahan seperti plywood dan block board
palet dan dikemas menjadi barang
ekspor semacam kusen, daun pintu, dan jendela serta berbagai barang furnitur
lainnya, produk kayu sengon terangkat harganya. Jika situasi ekspor relatif stabil, harga kayu sengon
otomatis akan mengikuti kenaikan harga dolar.
Selama ini, pangsa pasar kayu sengon olahan ke Asia seperti
Cina, Korea, Hongkong, Jepang, Taiwan, Singapura , dan lainnya. Rencananya,
pangsa pasar kayu sengon akan diperluas hingga menjangkau pasaran Eropa, Amerika, dan Timur
Tengah. Prospek usaha penanaman kayu sengon juga sangat relevan jika dikaitkan
dengan proyeksi ke depan pemerintah dalam penggunaan kayu untuk bahan bangunan.
Selain diarahkan untuk pemenuhan ekspor, kayu sengon yang sudah disentuh dengan
teknologi juga akan diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan kayu bangunan dalam
negeri menggantikan peran-peran kayu hutan lindung atau kayu hutan dari
Kalimantan, Sumatra, dan lainnya yang pada saat ini sudah mulai krisis dan
sulit didapat. Kemudian dari kementrian kehutanan pun melarang kayu log keluar
antar pulau, untuk itu kayu sengon merupakan tanaman hutan rakyat primadona
Jawa Barat.